Posted by : JerryKazama
Senin, 19 Agustus 2013
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang
di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga
sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan
oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata
lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual
(generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum).
Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji
tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada
mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun
famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan
tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangat banyak.
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.tumbuhan berbiji
terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan
spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae
atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal
buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak
langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau
runjung.
D. CIRI-CIRI
Gymnospermae
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bakal biji tidak
terlindungi oleh daun buah.
2. Pada umumnya
perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium
sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka.
Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya
tanpa sel-sel pengiring.
3. Mempunyai akar,
batang, dan daun sejati.
4. Bentuk perakaran
tunggang.
5. Daun sempit,
tebal dan kaku.
6. Tulang daun tidak
beraneka ragam.
7. Tidak
memiliki bunga sejati.
8. Alat kelamin
terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat
dalam strobilus betina.
9. Struktur
perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.
Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu
proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan
dewasa.
10. Sperma atau sel
kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk
sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11. Tumbuhan biji
mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran
menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13. Gymnospermae
memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang
berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya
tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang
terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
E. REPRODUKSI
Organ reproduksi
pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak
memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan
betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus
betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan
berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan
terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel
tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang
bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap
arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4
sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium
ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae
sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus
berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak
digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada
serbuk sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta
dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk
menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko
fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan
tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada
tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan
umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh,
walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.
Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan
sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina,
buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma
tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh
sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada
ketersediaan air pada fertilisasinya.
Proses Penyerbukan
dan Pembuahan
Penyerbukan yang
terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan
dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu
antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan
inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae
disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.
|