Posted by : Jerry Kazama
Selasa, 23 Juli 2013
Ciri
Ciri Tumbuhan Paku
Ciri ciri
Tumbuhan Paku (Pteridophyta)- Pada klasifikasi makhluk hidup dalam
lima kingdom, tumbuhan paku termasuk dalam kingdom Plantae. Tumbuhan paku
termasuk kedalam tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku sudah termasuk ke dalam
tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki akar, batang, dan daun yang
jelas. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit
pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup
di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan
(saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam
tanah yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut
yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian
besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang.
Akan tetapi, ada pula tumbuah paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang
bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian
dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies
tumbuhan paku yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya
tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di daerah tropika
basah yang lembab. Tumbuhan paku cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang
terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai
epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di
daerah pegunungan tinggi. Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau semanggi?
Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku.
Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku
Ciri-Ciri Umum
Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Daun pada tumbuhan paku tampak jelas.
Tumbuhan paku daunnya selalu melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan
berpembuluh tidak berbiji memiliki dua macam bentuk daun, yaitu daun yang tidak
mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora (sporofil). Di
bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna kecokelatan.
Bulatan tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut sorus (jamak: sori).
Setiap sorus terdiri atas banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain
terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium.
Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut.
Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium
Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di
bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra,
ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan
tetapi, ada beberapa jenis tumbuhan paku yang batangnya muncul di atas tanah,
misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda
temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang
beraneka ragam, perhatikan Gambar 7.20 berikut ini!
Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah
menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil pada tumbuhan paku berbentuk rambut
atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan
paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan
memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga
karang.
Jika kita amati beberapa jenis daun pada tumbuhan paku,
ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil, disebut sebagai daun
yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada tumbuhan
paku yang menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam
kotak spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan
membentuk cincin yang disebut dengan annulus.
Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut
dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila
lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada
embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih
hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup
kembali. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat
di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris.
Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila
sp. dan Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma.
Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk
kormophyta berspora.
Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi tumbuhan
paku sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi
mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses
fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang
di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
Pada waktu masih muda tumbuhan, biasanya daun tumbuhan
paku menggulung dan bersisik.
Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara
aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan
gamet jantan dan gamet betina.
Dalam siklus hidup (metagenesis) tumbuhan paku terdapat
fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki
sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
Tumbuhan paku memiliki klorofil sehingga cara hidupnya
hidupnya fotoautotrof.
Perkembangbiakan
Tumbuhan Paku/Pteridophyta. Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan
paku pada perkembangbiakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase
sporofit dan fase gametofit. Gametofit tumbuhan paku memiliki beberapa
perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan
dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur
beberapa minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya
hijau, dan melekat pada substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium
yang terdapat pada bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada
lekukan bagian yang lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di
antara rizoidnya
Sporofit pada tumbuhan paku sangat berbeda dengan
sporofit pada lumut, yaitu jika terjadi pembuahan, maka protalium akan segera
binasa, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka protalium dapat bertahan
hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Agar
lebih jelas mengetahui daur hidup tumbuhan paku,
Keterangan:
1.Sporahaploid
2.Gametofitmuda
3.Gametofit dewasaatauprotalium
4. Anteridium (organ seks jantan)
5. Arkegonium(organ seks betina)
6. Anteridium tunggal yang melepaskan sel sperma (6a)
7. Arkegonium tunggal dan sel telur (7a)
8. Fertilisasi oleh sperma
9. Zigot
10. Embrio sporofit yang masih berada pada arkegonium
11. Sporofit muda
12. Sporofit muda
13. Sporofit dewasa
14. Kumpulan dari sporangia yang berada di belakang daun sporofit
15. Sporangium, spora berkecambah (15a)
1.Sporahaploid
2.Gametofitmuda
3.Gametofit dewasaatauprotalium
4. Anteridium (organ seks jantan)
5. Arkegonium(organ seks betina)
6. Anteridium tunggal yang melepaskan sel sperma (6a)
7. Arkegonium tunggal dan sel telur (7a)
8. Fertilisasi oleh sperma
9. Zigot
10. Embrio sporofit yang masih berada pada arkegonium
11. Sporofit muda
12. Sporofit muda
13. Sporofit dewasa
14. Kumpulan dari sporangia yang berada di belakang daun sporofit
15. Sporangium, spora berkecambah (15a)
Berdasarkan gambar, urutan daur hidup tumbuhan paku seperti
berikut ini: mula-mula dari spora tumbuh protalium berbentuk benang dan
mempunyai rizoid, kemudian terbentuk beberapa sel, fase ini berlangsung hanya
pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi pembelahan sel-sel yang terus menerus dan
akan menghasilkan suatu protalium yang melekat pada substratnya.
Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium,
biasanya terdapat pada sisi yang tidak menghadap sinar matahari, yaitu pada
sisi bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium mendapatkan kesempatan
yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan persediaan makanan,
sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu. Bagaimana jika keadaan
makanan sangat buruk, apakah arkegonium akan terbentuk?
Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan
berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk corong.
Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir akan
mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk bulat yang
terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap spermatid
mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila arkegonium
sudah masak yang ditandai dengan membuka pada ujungnya, maka spermatozoid
bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur sehingga terbentuklah
embrio.